Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Bone Meningkat

WATAMPONE,TRIBUN-TIMUR.COM--Jumlah pengaduan perempuan dan anak di Kabupaten Bone selama lima tahun terakhir, yang perkaranya masuk sampai ke pengandilan Negeri semakin meningkat. Dari data yang dihimpun Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPP) Bone, kasus yang diselesaikan Pengadln Negeri Watapone sejak tahun 2008 hingga 2012 menujukkan kenaikan hingga 20 persen. Kasus yang banyak masuk selain kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) jug kasus pemerkosaan di bawah umur atau pencabulan.

"Jumlah pengaduan korban perempuan dan Anak selama lima tahun terakhir yang perkaranya masuk sampai di pengandilan Negeri semakin meningkat, melihat kasus yang paling menonjol adalah kasus pemerkosaan dan pencabulan di bawah umur yang mengharuskan kasus tersebut di lanjutkan sampai di pengadilan untuk menjatuhkan vonis yang maksimal terhadap pelaku," ungkap Koordinator Advokasi Hukum dan Pendampingan LPP Bone Martina Madjid kepada Tribun, Senin (22/7/2013).

Ia memaparkan, presentasi pengaduan perempuan dan anak yang diselesaikan di Pengadilan Negeri Bone sejak tahun 2008 mencapai 41,25 persen, sedangkan tahun 2009 36,73 persen, tahun 2010 berkisar 58,09 persen, tahun 2011 mencapai 61,40 persen, dan tahun 2012 mencapai 73,83 persen.

Aktifis perempuan ini menambahkan,kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dianggap masih bisa didamaikan atau dimediasi selama lima tahun terakhir semakin menurun. Hal itu terlihat berdasarkan data yang dihimpun LPP Bone,presentase jumlah pengaduan perempuan dan anak yang dicabut damai pada tahun 2008 mencapai 58,75 persen, tahun 2009 berkisar 62,24 persen, tahun 2010 mencapai 41,9 persen, tahun 2011 mencapai 29,82 persen, dan tahun 2012 hanya 26,16 persen.

Menurut Martina, kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena sosial yang pada saat ini marak terjadi di masyarakat.  Perkembangan kasusnya pun semakin bervariasi. Martina menjelaskan, kekerasan terhadap perempuan akan sangat membekas terhadap jiwa atau psikologis seorang perempuan dan anak. Jika hal itu terus dibiarkan akan semakin parah dan dapat menghambat interaksi lingkungan sosial korban.

"Olehnya itu, faktor lingkungan juga sangat berperan untuk mengembalikan kepercayaan korban kekerasan agar bisa kembali berbaur dan diterima di masyarakat dan bukan untuk di kucilkan dari
lingkungannya," tutur Martina. (*)

22 Jul, 2013


-
Source: http://makassar.tribunnews.com/2013/07/22/kekerasan-terhadap-perempuan-dan-anak-di-bone-meningkat
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar: