Sulsel News

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Tim pemenangan pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal (DIA) menengarai ada bakal calon wali kota yang menjiplak slogan. Hal ini didasarkan pada slogan digunakan bakal calon dimaksud hampir serupa dengan slogan seorang politikus kondang dari Partai Demokrat, partai pengusung DIA. Menurut DIA, penjiplakan pelanggaran hak intelektual dan menunjukkan si bakal calon tak kreatif.

Slogan politikus dimaksud, "iDemokrat iMakassar". Berbahasa Inggris dan jika diterjemahkan, "i" adalah "saya", "Saya Demokrat saya Makassar".

"Jauh lebih dulu orang (politikus) Demokrat itu mempopulerkan slogannya ketimbang si bakal calon wali kota. Setidaknya sudah membuktikan ada penjiplakan," kata juru bicara DIA, Irwan Ade Saputra, Minggu (21/7/2013).

Si bakal calon, kata Ade, menggunakan nama partai dan nama dirinya. Sementara politikus Partai Demokrat tersebut menggunakan nama partai dan nama daerah.

Menurut Ade, andai politikus Demokrat itu mematenkan slogannya, si bakal calon wali kota dapat terjerat pelanggaran hak atas kekayaan intelektual.

Slogan seharusnya sesuai dengan visi dan misi. "Mudah dipahami oleh masyarakat, tidak menjiplak, dan bersinergi dengan visi dan misi serta program," katanya.

Lebih lanjut kata Ade, saudara kandung si bakal calon yang pernah pula bertarung dalam pemilihan kepala daerah di Sulsel juga diduga menjiplak slogan yang berbahasa Inggris. Kala itu sempat menjadi buah bibir.

Ramdhan, arsitek profesional, diakui Ade, dalam menciptakan karya, tak pernah ada yang mirip dengan karya arsitek lain dari berbagai penjuru dunia. Di Makassar, mulai dari pelataran anjungan Pantai Losari, Masjid Raya, Masjid Amirul Mukminin, Masjid Quba, Private Care Center, dan berbagai bangunan lainnya.(*)