BI Rate Diperkirakan Tembus 7 %

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -Sejumlah pengamat ekonomi Sulsel memprediksi kenaikan BI Rate bisa menembus angka 7 persen.

Syarkawi Rauf mengungkapkan jika BI tidak mencoba menggunakan instrumen kebijakan selain menaikkan bunga atau  hanya terpaku pada suku bunga maka ada kemungkinan BI rate mencapai atau bahkan melampaui angka 7 persen.

Kondisi tersebut kata Syarkawi menyusul  kondisi nilai tukar rupiah yang semakin melemah seperti sekarang.

Syarkawi yang juga komisioner KPPU menilai harusnya BI mulai mengoptimalkan berbagai kebijakan makro lainnya sebab kenaikan BI rate secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi diberbagai daerah termasuk Sulsel.

"Jika kenaikan BI Rate tidak terkendali dan terus mengalami kenaikan bisa dipastikan akan berimbas pada aspek perbankan dan mengoreksi angka pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun ini," jelasnya, Selasa (23/7/2013).

Rentetan kenaikan suku bunga kredit akan menaikkan cost of capital atau biaya modal. Biaya modal yang selanjutnya berpotensi menggerus keuntungan bagi pengusaha.

Pengusaha tentu  akan menaikkan harga untuk mengkompensasi kenaikan biaya modal sehingga salah satu alternatif pilihan bagi pengusaha adalah menunda ekspansi karena keuntungan yang diperoleh dari menyimpan uang di bank lebih tinggi dibanding berinvestasi.

Lebih jauh Syarkawi mengungkapkan, selama ini  pertumbuhan ekonomi Sulsel digerakkan oleh sektor konsumsi dalam hal ini konsumsi rumah tangga.

Penggerak kedua adalah investasi. Kenaikan suku bunga akan membuat masyarakat mengurangi pengeluarannya khususnya untuk perumahan, pembelian kendaraan, dan barang siap pakai lainnya. Penundaan konsumsi akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel. Demikian juga dari sisi investasi, kegiatan yang dibiayai oleh bunga bank akan relatif berkurang.

Khusus untuk konsumsi, penurunannya semakin besar karena terkait dengan kenaikan harga bbm
yang membuat harga-harga jadi mahal. Sehingga dapat dipastikan ekonomi Sulsel juga akan mengalami perlambatan.

Pengamat Ekonomi lainnya, Hamid Paddu menambahkan, kebijakan BI rate menjadi 6.5 memang akan bersifat kontraktif jika perbankan bereaksi secara penuh yaitu dengan menaikkan suku bunga secara maksimal.

Menurutnya, kalau dilihat sudah beberapa bank yang akan menaikkan suku bunga pada bulan agustus nanti yang berarti akan mempengaruhi permintaan kredit cenderung menurun.

Dia menambahkan, kegiatan ekonomi yang akan kena imbas terutama sektor riil termasuk konsumsi dan investasi setelah suku bunga naik, pengaruhnya bisa enam bulan setelah suku bunga naik yang tentu akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. (*)

23 Jul, 2013


-
Source: http://makassar.tribunnews.com/2013/07/23/bi-rate-diperkirakan-tembus-7
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar: